Ini kisahku saat masih menginjakkan kaki d bangku SMP. Saat itu aku masih kelas 2 SMP di salah satu SMP Negri di Denpasar. Aku mengikuti sebuah ekstra yang hingga saat ini masih ku geluti. Pramuka. Aku sangat menyukai kegiatan kepramukaan. Aku suka tantangan dan aku suka petulangan. Di pramuka aku juga di ajarkan untuk bersikap mandiri, disiplin dan saling tolong menolong antara 1 dan yang lainnya serta di ajarkan untuk bertanggung jawab. Dan di pramuka juga aku mendapatkan cintaku, cinta monyet tapi yang kini sudah menjadi cinta gorilla. Karena mampu bertahan hingga saat ini.
“Wila mana barangnya lagi ? Kok cuma sgni ? Mana catatan inventaris barangnya ?” terdengar suara teman-teman yang sedang sibuk mengumpulkan barang-barang menjelang kemah yg tinggal H-1.
“Iya sebentar, aku masih cari-cari di sanggar” jawabku sembari sibuk mencari barang.
Di tengah-tengah kesibukanku mencari barang-barang perlengkapan kemah, sesekali aku memalingkan wajah mencari perhatian ke seorang teman lelakiku. Namanya Tito. Tak tahu kenapa semenjak kelas 7 saat aku pertama kali ekstra, aku merasa dia telah mencuri hatiku. Aku mengaguminya. Tapi aku tak yakin apakah dia memiliki rasa yang sama denganku atau tidak.
***
Waktu pun berlalu, tibalah saat yang ku tunggu-tunggu, berangkat kemah. Saat yang aku nanti-nanti karena ini adalah kemah pertamaku. Setibanya di bumi perkemahan, saat mulai membangun basic perkemahan aku sering mengamatinya dari kejauhan. Apa yang sedang ia lakukan disana ? dalam hati aku bertanya. Karena tempat kemah putra dan putri dibedakan jadi aku tak bisa melihatnya dengan jelas.
“Aku mau ke putra, siapa mau nganterin ?” terdengar suara temanku diluar tenda yang ingin mengantar barang ke tenda putra sekolahku.
“Aku mau!” Walaupun aku dalam keadaan sibuk membersihkan tenda yang baru saja selesai di dirikan, dengan nada semangat aku menjawab karena aku tak ingin menyianyiakan kesempatan bertemu dengan Tito.
“Wuish Wila, sante nae jawabnya, baaah pasti ada yg di cari tuh sm Wila di tenda putra ! hhmm siapa ya kira-kira ?” ledek temanku yg lain.
“Ngga kok, maksudku kan baik, uda syukur aku mau ngaterin” jawabku sembari berusaha mengalihkan pembicaraan.
Hampir semua kegiatan entah kenapa aku selalu mendapat kegiatan bersamaan dengannya. Mungkin tuhan sudah mentakdirkan aku untuk bersamanya. Salah satu kegiatan yang kami laksanakan bersama adalah kegiatan Saka Bahari. Dimana disana kita diajarkan mengenal isi kapal laut dan diajarkan tehnik-tehnik berenang. Selama kegiatan berlangsung dia selalu berusaha mendekatiku, dia selalu ingin berada di dekatku, begitupun aku selalu ingin di dekatnya. Tapi aku berusaha untuk tidak memperlihatkannya sikapku ini ke hadapan teman-temanku yang lain. Aku tak mau mereka tahu akan perasaanku ke Tito.
***
Saat kegiatan usai aku dan temanku kembali ke Buper. Saat itu aku mendengar bahwa ada salah satu anak SMP lain yang 'naksir' Tito. Marah bercampur kesal karena aku merasa bahwa ada saingan, apalagi aku masih belum tentang prasaan Tito kepadaku. Tapi aku tak berani memperlihatkan kekesalanku, di depan anak itu dan teman-temanku yang lainnya. Aku berusaha untuk bersikap biasa saja.
Tak terasa sudah 3 malam aku berada di sana. Akhirnya tibalah saatnya acara api unggun. Acara yg di nanti-nanti anak pramuka yang sedang berkemah. Acara untuk memupuk kebersamaan dan kekeluargaan dengan peserta kemah sekolah lain. Saat itu aku tak melihat batang hidungnya Tito. Saat aku tanyakan kepada salah satu temannya, ia mengatakan bahwa Tito sedang mendapat giliran untuk korve atau jaga tenda. Sedih rasanya hatiku karena tidak dapat bertemu dengannya, apalagi ini adalah saat-saat yang asik.
Tak disangka ditengah-tengah kegiatan akhirnya Tito datang juga. Tetapi tidak memakai seragam pramuka lengkapnya, dia hanya menanyakan situasi dan sesekali tersenyum kepadaku. Bergetar hatiku saat ia tersenyum padaku. Mungkinkah dia memiliki rasa yang sama denganku ? :)
Setelah acara api unggun selesai, kami kembali ke tenda dan bersiap akan beristirahat. Menyiapkan tenaga untuk besok karena akan membongkar tenda. Saat aku sedang duduk-duduk di tenda tamu dengan teman-temanku sembari bercerita dan melihat bintang-bintang yang indah di tengah kegelapan, datang seorang kakak pembinaku dan mengatakan bahwa dia baru saja datang dari tenda putra sekolahku dan mendapat gosip bahwa Tito naksir aku. Teman-teman putra juga bercerita kepada pembinaku kalau Tito sering ke tenda putri untuk mencari aku. Dalam hati aku merasa sangat senang karena dia juga memiliki rasa yang sama denganku, tapi aku masih berusaha untuk bersikap biasa saja dan berusaha mengatakan pada teman-teman bahwa berita itu tidak benar adanya. Tetapi teman-temanku tidak ada yang mau mendengarkan pembicaraanku mereka terus bercerita tentang segala sikap ganjilku selama di Buper kepada pembinaku. Rahasiaku mulai sedikit terbongkar tapi aku selalu berusaha untuk menepisnya.
Akhirnya aku dan teman-teman pulang kembali ke rumah. Sedih bercampur senang hatiku saat karena akan meninggalkan bumi perkemahan. Senang karena akan pergi dari Buper yang sangat panas yang lumayan membakar kulitku, sedih karena akan meninggalkan beberapa kenangan manisku di tempat itu. Aku merasa bahwa di Buper ini telah banyak tersimpan kenangan. Mulai dari kenangan aku pertama kalinya kemah sampai aku menemukan orang yang aku suka. Tapi aku masih ragu dengan perasaan ini karena aku tidak tahu pasti apakah dia juga mengagumiku atau tidak.
***
3 hari kemudian, aku dan teman-teman peserta kemah kembali bersekolah untuk merapikan dan membersihkan barang-barang yang dipakai untuk kemah. Saat itu aku dan Tito telah resmi menjalin hubungan, tapi saat itu yang tahu cuma kita berdua saja. Aku tak ingin teman-temanku yang lain tahu. Tapi yg namanya gosip, pasti cepat menyebar. Akhirnya rahasia yang aku simpan rapat-rapat akhirnya terbongkra juga. Kami semua merayakannya dengan penuh suka cita dan kekeluargaan di sekolah setelah menyelesaikan semua pekerjaan kami.
Hingga saat ini aku masih menjalin hubungan dengannya. Walaupun banyak godaan dan rintangan, kita selalu berusaha melewatinya. Mungkinkah masih cinta monyet ? Atau cinta golrila yang sudah semakin serius ? Hal itu hanya waktu yang akan menjawab..
***
No comments:
Post a Comment